KALAU mendengar Timur Tengah, salah satu hal yang terlintas di benak adalah padang gurun. Hamparan tanah berpasir, tanpa tanaman, tanpa air, dengan sengatan sinar matahari yang rasanya hanya berjarak sejengkal dari kepala. Pada awal musim panas saja, suhunya bisa mencapai 43 derajat celsius. Jordania, salah satu negara di kawasan Timur Tengah, juga memiliki beberapa padang pasir yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Wadi Rum. Wadi Rum merupakan salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi di Jordania selain Petra dan Laut Mati. Luasnya sekitar 720 kilometer persegi.
Mungkin suasana Mars sangat mirip Wadi Rum sehingga para sutradara dan pembuat film Box Office Hollywood, memilih gurun ini sebagai lokasi pembuatan film. Hampir seluruh film-film Star Wars digarap di gurun ini. Dikenal sebagai \”Lembah Bulan,\” Wadi Rum di tanah Yordania ini, adalah salah satu gurun pasir paling menakjubkan di Bumi. Ia di luar gambaran imajinasi manusia tentang gurun: berpasir dan berdebu tanpa ujung. Tapi Wadi Rum menawarkan hal lain berupa lanskap kuno yang luas, sunyi, dan bukan gurun biasa.
Di lembah yang gersang ini, air dan angin selama ribuan tahun menggali daratannya. Sehingga tercipta pemandangan menakjubkan dari bukit berpasir, pegunungan berbatu dengan bentuk luar biasa, ngarai sempit dengan ribuan warna, sumber air di ketinggian, lengkungan batu yang mengesankan, ukiran batu berusia 4.000 tahun, dan banyak harta karun indah lainnya.
Di Wadi Rum terdapat pula kuil kuno yang dibangun oleh orang Nabat, suku yang juga membangun kota batu di Petra. Ada juga Jembatan Batu Umm Fruth, sebuah batu yang menghubungkan dua bukit batu menjadi satu. Tidak hanya dapat dipandang dari kejauhan, tempat ini juga dapat didaki jika kondisi badan sehat walafiat. Bagi pencinta olahraga panjat tebing, kawasan padang pasir bergunung batu ini merupakan tempat yang menantang untuk ditaklukkan. Tidak perlu repot membawa peralatan karena kita dapat menyewanya di sini.
Wadi Rum juga merupakan rumah bagi suku Bedouin yang hingga kini masih tinggal secara seminomaden. Mereka tinggal di tenda-tenda di beberapa kawasan Wadi Rum. Setelah Wadi Rum berkembang menjadi tempat wisata, banyak orang Bedouin menjadi pemandu wisata serta penunjuk jalan bagi para pemanjat tebing. Sebagian dari mereka menggantungkan hidupnya dari pariwisata di Wadi Rum. Mereka juga menyediakan penginapan bagi turis di Wadi Rum. Jangan membayangkan kamar mewah dengan penyejuk udara dan telepon. Kamar yang ditawarkan adalah tenda-tenda yang hanya berisi tempat tidur. Beberapa tenda dilengkapi dengan lemari kecil. Biayanya mulai dari sekitar Rp 350.000 semalam. Kamar mandinya tentu di luar tenda. Walaupun panas menyengat pada siang hari, temperatur di gurun dapat turun drastis hingga 19 derajat di malam hari pada musim panas. Pada malam hari, mereka juga menyiapkan makan yang sudah dua jam ditanam di bawah pasir. Biasanya mereka memasak daging domba muda atau ayam yang disebut zarb. Setelah dicampur rempah-rempah yang katanya rahasia, mereka memasukkan daging ke dalam tong tertutup. Tong tersebut dibenamkan di bawah pasir gurun berisi bara api. Setelah dua jam dan diperkirakan daging menjadi empuk, seorang petugas dapur mengambil sekop lalu mengeluarkan daging dari dalam tong. Harum daging langsung menyebar. Hidangan itu disantap bersama seraya menikmati bintang dan terpaan angin gurun.
Situs bersejarah lainnya adalah prasasti Anfaishiyya yang menggambarkan unta, pejuang, dan binatang yang terukir pada permukaan batu besar. Ukiran di atas batu itu mengingatkan wisatawan bahwa daerah tersebut telah dihuni selama ribuan tahun. Di antara banyak keajaiban alam, pemandangan spekatkuler berupa Al-Hasany Dunes, bukit pasir Wadi Rum yang paling spektakuler. Meskipun menempati wilayah yang relatif kecil, lokasinya di lereng Gunung Jabal Umm Ulaydiyya. Lainnya adalah Ain Ash-Shallalah, atau \”Musim Semi Lawrence,\” sebuah gua, bermata air dari pepohonan yang subur di punggung bukit. Di dalam goa terdapat lagi ukiran-ukiran kuno dalam Bahasa Arab. Goa itu juga mengeluarkan aroma mint dari tetumbuhan di atasnya.
Di Ain Ash-Shallah terdapat pula jalur trekking berupa jembatan batu Burdah, jembatan alami setinggi 260 kaki (79 meter) yang benar-benar menakjubkan. Wadi Rum adalah lokasi yang ideal untuk para petualang dan pejalan kaki, dengan banyak tempat untuk hiking, rock climbing, dan trekking. Pendaki sejati dapat menguji keterampilan mereka dengan mendaki gunung tertinggi di Yordania, Jabal Rum